Ada Apa di Jakarta?

Archive for Agustus, 2011

Semangat vs Pesimisme di Indonesia

Pertandingan persahabatan sepakbola antara Timnas Indonesia dan Palestina baru aja selesai. Pertandingan yang dimenangkan Indonesia ini dibuat oleh Hariono, Gonzales, dan Bambang Pamungkas (2 gol) dengan skor akhir 4-1. Permainan Timnas Indonesia lumayan bagus walaupun sedikit terlambat panas. Tapi gue di sini bukan mau ngebahas pertandingan barusan, itu cuma merupakan sebagian dari yang mau gue bahas di sini.

Kita semua tau kalo menyangkut sepakbola, mayoritas rakyat Indonesia akan betah untuk nonton atau bahkan cuma untuk ngobrolin. Apalagi kalo yang dibahas adalah Timnas Indonesia, udah pasti semangat seluruh rakyat akan berkobar-kobar untuk mendukung. Bisa diliat barusan, timeline gue isinya tentang pertandingan persahabatan itu semua… seru lah pokoknya.

Masih anget juga di ingatan kita mengenai AFF Cup kemarin, semua orang berbondong-bondong nonton di Stadion Gelora Bung Karno. Yang dulunya sepakbola cuma jadi dunianya cowok, sekarang banyak cewek-cewek cantik berkeliaran di Stadion Gelora Bung Karno untuk bisa ngeliat tim kesayangannya. Tiketpun ludes, bahkan banyak yang rela antri berjam-jam cuma untuk bisa dapetin tiket. Gak ketinggalan dengan merchandise, jersey dan segala atribut Timnas Indonesia banyak dicari, baik yang original maupun yang abal-abal. Semua orang seakan pengen nunjukkin bahwa mereka bangga make jersey dengan lambang Garuda di dadanya untuk ngedukung timnas kesayangan mereka.

Gak cuma sepakbola, olahraga favorit lainnya di Indonesia yaitu bulutangkis juga sering menjadi moment bagi masyarakat untuk menunjukkan rasa nasionalisme mereka.

Bersamaan dengan itu, belakangan ini banyak bermunculan lagu-lagu bertemakan nasionalisme. Dulu kita cuma tau “Bendera” nya Cokelat, sekarang udah banyak muncul yang lainnya, ada Netral, PeeWee Gaskin, dan musisi-musisi muda lainnya. Tau Pandji kan? Pandji yang emang udah dikenal dengan personal brandingnya yang mengusung Nasionalisme, bahkan gak cuma nulis lagu tentang Indonesia aja, melainkan juga membuat buku bertemakan sama. Dan itu semua laku sebagai bahan jualan.

Lagu-lagu tersebut berkumandang tidak hanya di stadion saat dukungan kepada timnas berkobar, tetapi juga di panggung-panggung musik di mana-mana. Festival musik Java Rockin’land dan Soulnation yang gue tau pertama kali mengumandangkan Indonesia Raya sebelum artis utamanya tampil.

Itu semua di atas menggambarkan betapa semangat nasionalisme tidak pernah pudar, khususnya bagi anak muda karena emang event-event di atas biasanya dipadati oleh kaum muda. Di tengah gaya hidup hedonisme dan gejala konsumerisme di kalangan anak muda, event-event tersebut bisa menjadi momen untuk mengobarkan semangat nasionalisme.

Ada juga satu website bernama Good News From Indonesia yang memberitakan semua hal-hal baik yang ada di Indonesia. Semangatnya bisa diliat di salah satu halamannya.. Good News From Indonesia is committed to compiling and sharing only good news from many different sources because we appreciate positiveness and optimism; and especially from Indonesia because we believe our country has a lot of good things to offer. And it is also our intent to show the world of the brighter side of Indonesia so that they can see and understand us in the best possible way”.

Berbeda dengan cerita menyenangkan di atas, bapak-bapak di atas sana selama ini memberikan suatu tontonan yang gak menarik dan membosankan. Isu korupsi yang gak ada abisnya, politik yang semakin menjijikkan, sampai urusan lain yang semakin memberikan rasa pesimis dan skeptis terhadap negara kita menjadikannya sebuah virus yang cepat menyebar dan merasuki semua orang. Anehnya isu-isu tersebut malah dijadiin suatu komoditi oleh media sehingga menjadikannya suatu tontonan layaknya sinetron lengkap dengan storyboard dan sutradaranya. Bayangin aja sinetron yang udah gak layak tonton itu masih ditambah dengan berita-berita menjijikkan.

Dua kutub yang berbeda dengan aktifitas yang bertolak belakang ini gak bisa dipungkiri emang sedang terjadi, kita gak bisa menyangkalnya. Yang bisa kita lakukan adalah memilah-milah mana yang baik bagi kita, mana yang perlu kita baca dan liat, dan mana yang harus kita buang jauh-jauh. Kita juga bisa memilih akan terus bersifat pesimis dan skeptis atau berusaha menularkan semangat untuk maju kepada teman, keluarga, dan orang lain di sekitar kita.

Percayalah, kita bisa menjadi bangsa yang tangguh dan maju kalo tetap semangat dan menyingkirkan sikap pesimis.