Ada Apa di Jakarta?

Archive for Oktober, 2006

Manusia Pemberani Saja Tidak Cukup

Halo abang & none,

Apa kabar semuanya…? Bagi sebagian abang & none, hari ini merupakan hari pertama kembali masuk kerja setelah libur lebaran. Mungkin ada juga yang baru balik ke Jakarta setelah melewatkan lebaran bersama keluarga di kampung. Masih melekat di benak kesan-kesan selama liburan di kampung. Kepada abang & none yang sudah kembali ke Jakarta dan sudah mulai masuk kerja saya ucapkan selamat datang kembali di Jakarta, dunia yang penuh dengan persaingan. Selamat memasuki kembali dunia kerja. 🙂

Ngomong-ngomong ada yang membaca kompas minggu kemaren? Tepatnya di halaman pertama kolom Kehidupan. Dari judulnya saja sudah menarik untuk dibaca:

Menaklukkan Jakarta dengan 20 Ribu Rupiah

Saya salut sama mereka-mereka yang berani datang ke Jakarta dengan modal minim sekali. Minim dalam arti modal yang sebenarnya dan minim pengalaman atau skill bekerja. Datang tanpa tempat tujuan yang jelas di Jakarta, yang penting nyampe dulu. Soal pekerjaan dan tempat tinggal nanti dipikirin lagi.

Kalau seandainya mereka dibekali dengan skill atau keahlian yang memadai mungkin tidak akan terlalu sulit bagi mereka untuk mencari pekerjaan. Bahkan dengan modal keberanian yang  dimiliki ditambah skill mereka bisa dikirim ke luar negeri untuk berburu dollar. Sudah barang tentu akan mendatangkan devisa yang lebih daripada sekedar hanya mengirim TKI untuk dijadikan pembantu. Dengan mengirim SDM yang terlatih orang luar negeri juga akan segan dengan bangsa ini.

Makanya kepada pemerintah saya berharap bisa meningkatkan anggaran APBN yang dialokasikan  untuk pendidikan. Dengan demikian akan dihasilkan sumber daya manusia yang tangguh dan siap bersaing secara global. Jika tidak jangan terkejut jika 20 tahun mendatang bangsa ini akan menjadi bangsa miskin karena dijajah bangsa luar. Sekarang saja kita sudah bisa melihat tanda-tandanya.

Negara kita hanya mampu menjual bahan mentah hasil bumi seperti kayu gelondongan atau tanah yang mengandung emas, tembaga, ikan.     Nilainya tentu tidak setinggi kalau misalnya kayu tersebut diolah dulu menjadi barang yang lebih berharga seperti lemari atau hasil karya seni. Jika hasil alam tersebut terus dikuras lama-lama akan habis. Sementara kita tidak mempunyai keahlian yang cukup untuk menghasilkan suatu karya yang bernilai. Bisa dibayangkan lama-lama kita akan menjadi budak di negeri sendiri.

Semoga pemerintah tanggap akan hal ini.

Jakarta Daily Photo

Halo abang / none,

Mumpung lagi belum libur lebaran nih aye mau menyempatkan diri nulis blog. Inti dari tulisan aye kali ini hanya sekedar memberitahukan kepada abang dan none sekalian yang ingin melihat foto wajah Jakarta sehari-hari dapat di buka di Jakarta… Oh Jakarta… Blog tersebut menurut saya cukup menarik karena setiap hari diperbaharui dan dalam 10 hari terakhir terus menampilkan foto hasil jepretan pengelola blog. Pada side bar blog tersebut juga terdapat sejumlah link yang mengacu pada blog-blog penganut aliran daily photo penjuru dunia mulai dari Africa, India sampai Sao Paolo. Bagi abang none yang gemar potret-memotret kayaknya tidak salah tuh mencoba merekam kejadian sehari-hari di sekeliling abang / none.

Itu aje, akhir kate aye mau ngucapin selamat ngerayain hari Lebaran bagi abang dan none yang merayakannya. Kalo ada salah-salah kate jangan dimasukin ke dalam ati, mohon maaf lahir dan batin.

Walah, lama-lama jadi orang Betawi nih gue. 🙂

Daya Tarik Jakarta (2)

Menarik membaca tulisan di Kompas yang berjudul
Biar Bopeng dan Kejam, Jakarta Tetap Magnet

Yah… Jakarta dengan segudang pesonanya berhasil menarik perhatian penduduk nusantara sehingga tidak sedikit yang datang untuk mengadu nasib di ibukota tercinta. Peran media seperti televisi, koran dan internet yang sering menampilkan gemerlapnya kehidupan di Jakarta ikut mendorong laju pertumbuhan urbanisasi.

Cerita sukses para perantau menjadi salah satu faktor penyebab. Perantau di Jakarta yang berniat untuk pulang kampung adalah mayoritas yang sudah sukses sementara yang belum sukses merasa segan dan malu pulang. Kenyataan tersebut membuat penduduk yang tinggal di pedesaan memiliki anggapan bahwa Jakarta adalah tempat yang cocok untuk mendapatkan penghidupan lebih baik. Makanya tidak jarang setelah selesai Lebaran jumlah penduduk Jakarta bertambah karena para perantau membawa sanak-saudaranya turut serta.

Berbicara mengenai jumlah penduduk Jakarta ternyata ada penurunan jumlah dari tahun 2005 dibanding tahun 2006. Data dari Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil pemerintahan DKI Jakarta menunjukkan bahwa tahun 2005 penduduk Jakarta sebanyak 8.540.306 jiwa sementara pada tahun 2006 menurun menjadi 7.512.323. Faktor yang mungkin menjadi penyebabnya adalah:

  • Pesatnya pertumbuhan daerah penyangga kota Jakarta (Bodetabek) menyebabkan para pekerja di Jakarta memilih untuk tinggal di daerah tersebut.
  • Adanya larangan Pemda DKI bagi pendatang yang tidak mempunyai pekerjaan tetap untuk tinggal di Jakarta.

Selain kedua faktor tersebut, kerasnya kehidupan di Jakarta diduga menjadi penyebab sebagian dari pendatang memutuskan untuk kembali ke kampung halamannya. Monas

Sumber:

http://id.wikipedia.org/wiki/Jakarta

http://www.jakartatradein.com/html_view.aspx?i=1

https://www.kompas.com/kompas-cetak/0506/18/Fokus/1823142.htm

http://www.kependudukancapil.go.id/index.php?stats:open&o=1

Bike to Work

Masih berhubungan dengan kesalnya kita dengan kemacetan Jakarta, nah bagi yang rumah nya deket dengan kantornya gemana kalo menggunakan sepeda sebagai alternatif kendaaraan untuk ngantor/beraktifitas. Bebas macet deh, palingan berhenti karena lampu merah doang kan yah :).

Satu catatan untuk berkendara sepeda adalah berkendaralah dengan pengamanan yang lengkap, seperti memakai helm, memakai pad untuk tangan dan kaki, bersepatu untuk bersepeda (ini ada ga ya :D) , dan jangan lupa .. MASKER. tau sendiri kan udara di Jakarta kaya apa… berasap dan beracun. Jadi kl lagi naik sepeda diusahakan janganlah jalan dibelakang bis apalagi bis butut.

Nah kalo mau info lebih jelas tentang berkendara sepeda ke kantor coba de akses situs berikut ini: Bike to Work . Selamat bersepeda yaaaa 🙂

Robin Gibb Performing The Greatest Hits of The Bee Gees Live In Jakarta

Satu lagi artist International akan hadir ke kota Jakarta tercinta ini. Kali ini yang hadir adalah Robin Gibb Salah satu anggota dari The Bee Gees dan merupakan salah satu yang masih berkarya hingga saat ini. Robin Gibb yang akan hadir di Jakarta pada tanggal 20 November ini akan Menyanyikan lagu lagu hits dari The Bee Gees. Kalo ada yang suka The Bee Gees konser ini musti di tonton atau kasih tau ke orang tuanya karena group ini ngetop banget pas jamannya orang tua kita 🙂

Informasi lebih lanjut bisa klik di sini atau klik di gambarnya. Sampai ketemu di konsernya ya

Macetnya Jakarta

Sudah gak heran sama yang satu ini, malah kalo jalanan sepi baru kita harus bingung. Masalah yang sudah ada dari jaman dulu ini tetep belum bisa diselesaikan oleh bapak-bapak kita di pemerintahan pusat dan daerah. Sebegitu susahnyakah mencari solusinya?

Selama ini mereka menyentuh kulit luar dari masalah macet ini, bahkan menurut Gue mereka hanya mengatasi masalah sesaat saja. Mereka sama sekali tidak mengutak-atik akar permasalahan yang jelas-jelas ada di depan mata.

Jakarta sekarang semakin padat, akar permasalahan pertama adalah penduduk yang terlalu padat… iya… kebanyakan orang. Pemerintah orde baru sempat mencanangkan program keluarga berencana (KB) yang menurut Gue sangat efektif untuk menaha laju pertumbuhan penduduk, tapi kok sekarang gak kedengeran lagi ya? Di China penghambatan pertumbuhan penduduk lebih tegas dari program KB, di sana jelas-jelas ada peraturan yang mengatur jumlah anak berdasarkan pendapatan seseorang. Intinya kalo mau punya anak lebih dari satu harus mempunyai pendapatan minimal yang sidah ditentukan oleh pemerintah. At least kalo negaranya maju dan pendapatan perkapitanya tinggi sehingga semua orang punya banyak anak, ya anaknya kelak jadi manusia yang produktif lah… gak jadi gelandangan kayak di sini.

Masalah kedua adalah pemerataan pembangunan. Kalo ini sih dosa besarnya orde baru, yang dibangun kota-kota besar doang… khususnya Jakarta. Gak heran kalo semua orang berbondong-bondong pindah ke jakarta buat mengadu nasib. Gimana gak, wong 60-70% uang di Indonesia muternya di Jakarta doang kok. Kalo di daerah lain ikut dibangun terus dibantu dalam hal investasi akan banyak lapangan kerja, sehingga gak semua orang yang mau nyari kerja harus ke Jakarta…. ya toh?

Masalah ketiga… kendaraan. Macet berarti banyak kendaraan, banyak mobil dan motor di jalan. Ini yang harus dihambat laju pertumbuhannya sementara. Gue asumsikan kelas menengah ke atas punya mobil lebih dari satu, solusinya Pemerintah bisa menaikkan pajak kendaraan bermotor kelas menengah ke atas… yaitu mobil seharga 150 juta keatas. Disamping memperlambat pertumbuhan kendaraan, solusi ini juga bisa sebagai subsidi silang.

Gimana dengan orang yang pas-pasan kayak Gue ini? dari dulu blom bisa punya mobil, dengan kebijakan ini tambah jauh deh harapan bisa nyicil mobil sendiri. Untuk masalah ini, Pemda harus menyediakan sarana transportasi yang aman dan nyaman bagi penduduk Jakarta. Menurut Gue, busway dan monorail bisa jadi langkah awal yang baik, tinggal dilanjutin dengan kendaraan umum lainnya… khususnya bis dan bajaj yang udah butut-butut… hehehe…

Polling Calon Gubernur DKI Jakarta 2007

Siapakah calon gubernur DKI Jakarta 2007 dukungan anda? Dukung calon favorit anda di sini.

Monumen Dirgantara – Toegoe Pancoran Djakarta

Monumen Dirgantara - Toegoe Pancoran Djakarta Tempo Doeloe

Kebayang ngga wajah Jakarta sepuluh tahun mendatang seperti apa ya..?

Pojok Romantis Di Jakarta

I Love You At Sunset

Jakarta dikenal sebagai tempat yang kejam dan kurang bersahabat, namun demikian Jakarta juga mempunyai sisi atau pojok yang cukup romantis.

Salah satunya adalah di Pantai Ancol. Tempat favorit mereka adalah pantai disekitar Bende atau pantai tempat restaurant Le’Bridge berada.

Hampir disetiap Weekend tempat ini diramaikan oleh pasangan-pasangan yang ingin bermesraan sambil memandangi matahari yang tenggelam.

Sebenarnya tempat ini sudah cukup terkenal sebagai tempat orang pacaran sejak beberapa tahun yang lalu. Bahkan kira-kira 20 tahun yang lalu sempat identik dengan adanya pelacuran di pinggir pantai. Untungnya pihak ancol kembali melestarikan salah satu Icon kota Jakarta ini

Sudah pernahkah anda melakukan hal yang romantis di Ancol? jika belum, berarti anda belum jadi orang “Jakarta Sejati”