Ada Apa di Jakarta?

Archive for the ‘Pemerintahan’ Category

NatGeo-Megacities: Jakarta

Buat yang gak sempet nonton National Geographic-Megacities: Jakarta, bisa liat di youtube http://bit.ly/gFhrr9

Kayaknya semua masyarakat Jakarta perlu nonton ini. Selain nambah info tentang perkembangan kota, bisa tau juga apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah dan semua pihak yang terkait dalam memajukan dan mengatasi masalah di Jakarta.

Siap-siap Pertamax Gan

Pertamax! bentar lagi kata tsb gak cuma akan ngetop di kaskus, tapi juga di pom bensin… premium akan kalah ngetop dari pertamax.

Mobil pribadi yang lebih muda daripada tahun 2005 (tahun 2005 ke atas) akan diwajibkan mengkonsumsi bahan bakar pertamax. Itu kabar yang gue denger beberapa waktu yang lalu… sudah lumayan lama sih dengernya.

Nah… tadi pagi seperjalanan ke kantor denger radio akan ada kebijakan alternatif, yaitu yang wajib pake pertamax gak cuma mobil tahun 2005 ke atas melainkan semua mobil pribadi… HAH? SEMUA?? iyeee… semua gan. Jadi pemerintah sedang mengkaji 2 alternatif sebagai cara untuk mengurangi/ menghentikan subsidi BBM. Dan seperti biasa… sebagai kelinci percobaan adalah kota Jakarta dengan alasan infrastrukturnya sudah siap.

Alternatif 1: Mobil pribadi (plat Hitam) tahun 2005 ke atas wajib mengkonsumsi pertamax.
Alternatif 2: Semua mobil pribadi (plat hitam) tahun berapapun wajib mengkonsumsi pertamax.

ALternatif 2 muncul karena setelah pengkajian lebih lanjut, pemerintah merasa akan ada kesulitan dalam implementasinya. Kasarnya, kalo diimplementasikan mereka bingung ngawasinnya… fungsi kontrolnya susah banget… yang ada malah ada celah untuk penyalahgunaan wewenang. Gimana gak susah, masa setiap pom bensin harus diawasin minimal oleh 1 orang? kalo pom bensin yang besar dengan mesin yang banyak… kan gak cukup 1 orang… masa bisa 2 s/d 3 orang untuk ngawasin doang… gak efisien lah. Belom lagi harus nge-gaji tuh pengawas, yang ada hasil efisiensi subsidi BBM abis buat gaji pengawas… dudul.

Nah.. kalo alternatif 2 yang diimplementasikan gimana? Menurut gue gak akan berjalan sesuai tujuannya semula. Tujuan awalnya adalah mengurangi subsidi BBM (premium) yang mana saat ini juga banyak dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Padahal target pemberian subsidi adalah masyarakat kelas menengah ke bawah. Kalo semuanya diwajibkan pake pertamax, yang kelas menengah ke bawah gak dapet subsidi dong… jadinya pemerintah terkesan arogan dan tidak memperhatikan rakyat… serba salah kan?

Ada lagi nih… kalo wajib pake pertamax, gue yakin akan banyak yang lebih pilih pake shell/ petronas/ total. Nah.. pendapatan negara akan berkurang deh walaupun gak signifikan mengingat pom bensin selain pertamin tsb masih sangat sedikit.

Jadi sebelum dijalankan, sebaiknya pemerintah mengkaji lagi kebijakan tsb dan berkoordinasi dengan semua unsur dan lapisan masyarakat… biar gak blunder.

Tapi yang pasti kalo semua wajib pake pertamax… gue akan pake SHELL… mumpung di deket rumah ada… hehehe…

Warteg akan kena Pajak

Beberapa waktu denger kabar kalo warteg di Jakarta akan dikenakan pajak oleh Pemprov DKI Jakarta. Langsung aja di kepala gue terlintas… pasti akan banyak pro-kontra mengenai hal ini… banyakan kontra nya gue yakin… hehehe…

Gue sendiri sebagai orang awan yang gak terlalu ngerti ekonomi apalagi pajak-pajakan termasuk yang kontra akan usulan tsb. Kenapa gue gak setuju?

  1. Warteg biasanya dimiliki oleh masyarakat yang keadaan ekonominya kurang mampu atau kelas menengah ke bawah lah sebutannya. Nah bukankah masyarakat yang kurang mampu tsb wajar mendapatkan subsidi? atau dibalik… bukankah subsidi memang seharusnya ditujukan kepada masyarakat yang kurang mampu?
  2. Sekalipun usulan tsb tetap dijalankan, apakah pendapatan dari pajak tsb akan dirasakan (secara langsung) oleh para pemilik warteg? lha wong pendapatan dari pajak yang sekarang aja gak jelas kok… gak transparan.
  3. Konsumen dari warteg kebanyakan juga masyarakat kelas menengah ke bawah, seperti kuli bangunan, pedagang kaki lima, dll. Menurut gue nilai akumulasi pajak tsb cukup bernilai bagi mereka.
  4. Bukankah lebih baik kalo nilai dari akumulasi pajak tsb dibelanjakan kembali oleh pemilik warteg untuk belanja di hari berikutnya atau untuk belanja kebutuhan mereka sehari-hari? bukankah itu akan cukup membantu berputarnya roda perekonomian?

Itulah alasan-alasan kenapa gue gak setuju atas usulan pengenaan pajak bagi warteg di DKI Jakarta;)

Kerusuhan di Koja

Sebelum hari ini, mungkin banyak orang yang gak tau daerah Koja… Bahkan mungkin gak tau Koja itu apa. Nah, sekarang gue yakin semua orang sekarang baru ngeh tentang Koja. Bukan karena Koja adalah destinasi wisata, bukan karena ada mall baru dibuka, bukan juga karena ada artis manggung di sana… Tapi karena kerusuhan yang terjadi malam tadi antara Satpol PP dan warga Koja.

Berawal dari rencana pengosongan lahan makam di daerah Koja yang mana di area tersebut terdapat makam sesepuh warga yaitu Mbah Priok. Warga Koja merasa makam tersebut bukan hanya sekedar makam biasa, namun mempunyai nilai lebih yang menurut mereka harus dihormati.

Dengan pengalaman selalu berhasil mengusir atau memukul mundur warga setempat daerah yang akan digusur, dengan pede-nya kali ini Satpol PP juga melakukan aktifitas ‘rutin’ nya tersebut tanpa memperkirakan apa yang akan terjadi. Akibatnya terjadilah bentrok antara Satpol PP dan warga Koja yang kali ini perlawanan warga sangat berbeda dari sebelum-sebelumnya.

Karena bentrok fisik ini, banyak korban luka berjatuhan, beberapa mobil Satpol PP dibakar, dan aksi penjarahan juga berlangsung. Namun yang paling parah ternyata ada satu orang korban jiwa.

Protes dan perlawanan masyarakat terhadap pemerintah, khususnya dalam hal pembebasan lahan dan penggusuran nampaknya tidak dapat dipandang sebelah mata lagi. Pemerintah tidak bisa lagi menganggap situasi dan kondisi di seluruh daerah sama. Ada banyak faktor yang harus diperhatikan, khususnya yang berkaitan dengan nilai-nilai tradisi dan budaya yang dianggap sakral oleh masyarakat setempat.

Menurut gue, Pemerintah sebaiknya membaur dengan masyarakat, tidak bisa lagi main tunjuk dan perintah dari kursinya di atas sana tanpa mau melihat ke bawah.

Di lain sisi, seluruh lapisan masyarakat juga harus pandai-pandai menahan emosi dan mulai berpikiran jernih dalam menghadapi persoalan-persoalan yang timbul. Sudah banyak contoh akibat buruk dari tindakan kekerasan yang pada akhirnya tidak memberikan jalan keluar yang menguntungkan, malah selalu merugikan. Semua harus didiskusikan dengan damai. Bukankah kita selalu mengagung-agungkan bahwa negara kita adalah negara demokrasi dimana kebebasan berpendapat sangat dijunjung tinggi?

Turut berduka cita kepada korban yang jatuh akibat bentrokan, semoga kejadian ini tidak akan terulang lagi dan menjadi pelajaran bagi kita semua.

Jakarta dan Masalah Abadinya

Setiap hari Jakarta macet, khususnya jam berangkat dan pulang kantor. Ditambah lagi hujan yang hampir tiap hari.. makin macet lah jalanan Jakarta.

Banyak banget yang komplen tentang kemacetan Jakarta (salah satunya gue), padahal ya udah dialami tiap hari. Salah siapakah?

Yang tiap hari pulang-pergi naek mobil gak mau ganti naek angkutan umum sebagai alternatif karena ketidaknyamanannya, blom lagi masalah keamanan.

Yang punya angkutan umum juga gak peduli dengan kenyamanan dan keamanan penumpangnya, nyupirnya ugal-ugalan, kendaraannya jorok, tetep ngangkut penumpang walaupun sudah penuh.

Pemerintahnya seperti gak mau tau, cuma berharap pada kesadaran masyarakatnya, baik pemilik angkutan umum maupun pemilik kendaraan pribadi. Mereka berpikir sudah menyediakan fasilitas umum dan regulasi yang jelas, itu yang harus dijalankan dan ditaati… titik.

Pihak keamanan (baca: polisi) juga sama aja, banyakan oknumnya. Banyakan yang cari untung sendiri dibandingkan dengan yang beneran menjaga kemanan dan melindungi masyarakat. Akibatnya ’tilang bawah tangan’ merajalela, apalagi pungli.

Semua seperti lingkaran setan, semua mengandalkan pihak lain untuk melakukan perubahan. Jadi keadaannya akan seperti sekarang terus, jangan berharap ada perubahan… terima aja… hiks.

Kota Kreatif Jakarta Punya!

Sudah berkali-kali revitalisasi kota tua diwacanakan.. bahkan dari jaman Bang Ali Sadikin. Namun sampai sekarang belum ada realisasinya sama sekali.

Beberapa waktu belakangan ini Menteri Perdagangan menggalakkan industri kreatif, dimana trend di dunia saat ini yang bersaing adalah kota. Masing-masing kota di suatu negara bersaing dengan kota lainnya di negara lain. Beberapa kalangan menilai Jakarta bisa menjadi sebuah kota kreatif dengan memulainya dari kota tua yang dianggap mempunyai tempat-tempat yang unik seperti museum dan bangunan tua lainnya.

Nanti malam, Gubernur DKI Jakarta akan meresmikan sebuah acara yang berjudul ‘Kota Kreatif Jakarta Punya!’. Sebenarnya rangkaian acara sudah dimulai dari pk. 08:00 pagi dengan sebuah workshop ‘Creative Programme Development and Management of Creative Spaces’ di Ruang Etnografi di Museum Sejarah Jakarta.

Setelah itu akan ada acara-acara… workshop tentang film, pemutaran film, konferensi pers, sampai puncaknya adalah pk. 19:45 yaitu peresmian ‘Kota Kreatif Jakarta Punya!’ di Taman Fatahillah dan langsung dilanjutkan dengan pertunjukan Video Mapping Projection karya kolaborasi D-Fuse (UK), Sakti Parantean (Fictionary Films), Adi Panuntut (Sembilan Matahari Films), Feri Latief, dan Taqarrabie. Seniman-seniman Inggris dan Indonesia tersebut akan ‘merobohkan’ Museum Sejarah Jakarta. Sebagai gantinya mereka akan menumbuhkan kembali hutan rawa yang dulu menguasai dataran tersebut, sebelum VOC dan Jan Pieter Zoon Coen menjadikannya pusat pemerintahan kolonial Hindia-Belanda. Monyet, burung, dan buaya kembali berkeliaran. Dijamin acaranya akan keren banget karena menggunakan Proyeksi 3 Dimensi Video Mapping yang baru 3 tahun lalu “ditemukan” di Eropa.

Jadi, jangan sampai ketinggalan deh.. hadir tar malem di Taman Fatahillah.

*sumber: Kompas.com, Rebut Ruang Kreatif

Pemilu Sebentar Lagi. Bingung Milih Siapa?

Minggu depan udah pemilu deh, gak kerasa udah 5 taun lewat sejak pemilu terakhir. Dulu ada sedikit rasa optimis waktu perubahan sistem pemilu dengan mencoblos wakil rakyat secara langsung, bukan nyobolos partainya. Jadi dulu tuh kesannya kenal langsung wajah sang wakil rakyat.

Sekarang gak jauh beda, sama-sama milih caleg nya… bedanya cuma sekarang gak dicoblos tapi di contreng (contreng ato centang yak?). 5 tahun berlalu rasa optimis yang dulu ada semakin pudar, bahkan berubah menjadi pesimis. Gimana gak pesimis, dulu yg gue coblos kerjanya ngapain juga gue gak tau. Dia bener-bener ngewakilin suara rakyat ato gak juga gue gak tau.

Sekarang sama aja, banyak baliho, spanduk, poster, flyer dimana-mana yang mengajak kita milih mereka. Gak ketinggalan dengan jargon-jargonnya… jujurlah, beranilah, bawa-bawa kesejahteraan rakyat lah… tentunya dengan harapan semakin canggih ngiklannya, semakin banyak pemilihnya. Dari sekian banyak caleg yang mengiklankan diri, kenalkah kita? taukah kita visi mereka? taukah kita latar belakang keikutsertaan mereka menjadi caleg? taukah kita program mereka? gak ada yang tau kan… smuanya BULL SHIT!! cuma bikin kotor lingkungan sekitar aja, mending baliho dan poster-posternya ada yang bagus.. katro’ smua.. kampret!! SAMPAH VISUAL. Blom lagi kalo ada baliho ato bendera yang roboh… peduli apa mereka sama masyarakat sekitar? TAI BABI!!

Nah sekarang kalo dah gini gimana? mau milih siapa? tau deh. Pas dijalan sempet liat-liat ada caleg yang fotonya cantik juga, kalo gak salah dari Partai Demokrat… mungkin gue akan milih dia.. hehehe. Abis gak tau mau milih berdasarkan apa. Moral? gak tau. Pinter? gak tau. Desain poster terbagus? gak ada yang bagus. Gue pilih yang cantik aja deh. Ato liat tar aja di TPS, tutup mata… kertasnya diputer-puter… biarkan telunjuk gue menunjuk ke sembarang arah di kertas itu… nah itu dia yang gue pilih… hehehe. Pilihan terakhir… sobek-sobek kertasnya… ini mah sama aja golput ya, mendingan tidur di rumah daripada ke TPS.. hehehehe..

Jakarta Tidak Serius Mengatasi Kemacetan Lalu Lintas

Sekarang sudah tanggal 3 Januari, Senin besok anak sekolah sudah masuk. Apakah mereka sudah harus masuk pk. 06:30 sesuai peraturan daerah? Kesian yah… anak sekolah dikorbankan demi mengatasi kemacetan lalu lintas. Jaman dulu aja waktu gue masih SD, masuk pk. 07:00… pk. 06:15 sudah dijemput sama mobil antar jemput sekolah. Lha kalo sekarang masuknya tambah pagi, mau berangkat jam berapa tuh? Trus di sekolah juga pelajaran pertama pasti gak bisa konsentrasi… masih ngantuk. Yang ada kualitas belajar mengajar akan terganggu.

Pemerintah kok kayaknya gak terlalu peduli sama pendidikan ya? padahal pendidikan adalah investasi serius demi kemajuan bangsa di masa mendatang, kok malah dijadiin kelinci percobaan demi mengatasi masalah yang kita semua tau… masalah kemacetan lalu lintas di Jakarta sudah sangat kompleks dan butuh solusi yang terpadu… bukannya solusi perintilan seperti pengaturan jam masuk sekolah dan kerja.

Mudah-mudahan pemerintah sadar dan punya ide yang lebih baik untuk mengatasi semua masalah di Jakarta tercinta ini.

Pembatasan BBM

Lagi-lagi ada isu yang tidak menyenangkan.. hmm.. paling gak buat gue ini gak menyenangkan… PEMBATASAN BBM! Untuk premium 1 mobil akan dijatah 5 liter per hari karena pemerintah akan mengurangi subsidi.

Pastinya banyak pro dan kontra untuk isu ini, gak bisa dipungkiri kalo dah menyangkut BBM akan banyak yang kena imbasnya terutama sektor industri. Gak kebayang seluruh distribusi akan keganggu dan pihak management harus muter otak ngakalin pembatasan BBM ini. Selain itu para sales officer juga akan kelimpungan, udah macet, harus ngakalin 3 in 1… eh sekarang harus irit-irit bensin… lama-lama naek ojek semua tuh sales officer.

Menurut gue, untuk masalah yang satu ini pemerintah gak boleh gegabah, harus banyak melibatkan berbagai pihak untuk diskusi. Pemerintah juga harus transparan mengenai alasan atau latar belakang pembatasan BBM ini, apakah bener-bener untuk mengurangi subsidi BBM atau masalah makin menipisnya cadangan minyak mentah atau yang lainnya. Sekarang udah gak jamannya maen perintah tanpa diskusi dan gak transparan.

Kalo alasannya adalah pengurangan subsidi BBM, harusnya cara yang paling sederhana adalah menaikkan harga BBM, khususnya premium… walaupun pastinya akan banyak kontra juga, tapi paling gak lebih gampang perhitungannya… tinggal naekin biaya distribusi.

Yaa… apapun kebijakan pemerintah nanti mudah-mudahan sudah dipikirin dengan baik dan tetap tidak merugikan rakyat.

Pilkada DKI Jakarta 2007

Untuk pertama kalinya Jakarta akan menyelenggarakan pemilihan kepala daerah secara langsung. Ada 2 pasang calon gubernur yang siap beradu pada tanggal 8 Agustus nanti. Kampanye yang dijadwalkan hanya beberapa hari menurut gue gak ada kemajuan, cuma sekedar jor-joran pamer spanduk dan rame-ramean pawai… gak ada pendidikan politiknya sama sekali. Padahal yang dibutuhkan masyarakat sejak masa reformasi setelah dijajah rezim orde baru adalah pendidikan politik… yang bisa bikin rakyat Indonesia lebih pinter, lebih cerdas, gak dijajah lagi oleh bangsa asing dan kroni-kroninya.

Dari kampanye yang gak mutu tsb gue mau nyoba mengutarakan pendapat gue…

Saling ejek
Pasangan no.1 dengan relawan oranye nya punya konsep yang beda khususnya dalam berkomunikasi dengan spanduk, yaitu mencoba meyakinkan orang akan buruknya pemimpin yang lama. Metode ini akan berhasil cuma untuk masyarakat dengan latar pendidikan rendah. Kalo yang mau sedikit mikir sih kayaknya metode ini cukup menjijikkan… apa enaknya kalo menang dengan cara menjatuhkan lawan… gak fair lah.

Dukungan Parpol
Dukungan parpol untuk pasangan no.2 yang sangat banyak bisa sangat menguntungkan kalo parpol-parpol tsb bisa mengendalikan kadernya. Tapi kenyataannya banyak organisasi underbouw parpol yang nyebrang dengan mendukung pasangan no.1, jadi gak jaminan lho didukung banyak parpol. Dan bagi yang rada-rada cerdas juga akan mikir dampak dari tuntutan-tuntutan (baca: bayar utang) parpol kepada gubernur terpilih yang mana akan sangat mengekang dalam menjalankan tugasnya dalam melayani rakyat.