Ada Apa di Jakarta?

Archive for the ‘Lingkungan’ Category

Ruang Terbuka Hijau vs Mental Manusia Jakarta

Karena tinggal di Jakarta Selatan dan sering lewatin daerah Pondok Indah (Pinang Emas, Kartika Utama, dan sekitarnya), gue sering liat anak-anak sampe bapak-bapak yang tinggal gak jauh dari situ main bola di ‘lapangan’. Beruntungnya mereka.. mengingat sebenernya lapangan itu bukan lapangan bola ato lapangan olahraga melainkan cuma tanah kosong yang belum dibangun di atasnya oleh sang empunya.

Kebalikan dari di sekitar Pondok Indah, gue juga sering liat anak-anak main bola di jalanan sebelah pintu gerbang utama Ancol Taman Impian. Sebenernya jalanan itu juga pintu gerbang untuk masuk kendaraan besar seperti bis. Biasanya mereka main di akhir minggu. Emang sih mereka mainnya malem, jadi gak akan ganggu akses masuk Ancol… tapi tetep aja itu jalanan, bukan lapangan bola.

Dari 2 contoh di atas, keliatan banget masih kurangnya ruang/ fasilitas umum untuk masyarakat Jakarta.

Di tahun 2009 ini, gue ngeliat Foke cukup peduli dan konsisten akan hal ini. Ini bisa diliat dari pengembalian peruntukan ruang terbuka hijau di beberapa area di Jakarta. Misalnya perombakan pasar ikan dan bunga di Barito menjadi Taman Ayodya dan pembongkaran beberapa SPBU menjadi taman umum. Kalo konsistensi ini dipertahankan, kayaknya cukup lah ruang/ area untuk publik… jadi gak perlu lagi deh tuh anak-anak seliweran di jalanan cuma untuk main lari-larian.

Sekali waktu di malem hari, gue pernah pulang kantor di akhir pekan nge-lewatin taman Ayodya di Barito, banyak banget orang ngumpul di sana. Ada yang ngumpul ama temen-temennya dan gak sedikit juga yang pacaran. Pernah juga pagi-pagi banget lewat sana di hari Minggu, banyak juga yang ngumpul di sana untuk olahraga, jogging, ato cuma sekedar jalan-jalan ama keluarga. Ini kan berarti taman tersebut terutilisasi dengan baik… memberikan manfaat bagi orang banyak selain sebagai paru-paru kota.

Nah, masalah timbul ketika konsistensi PemProv tersebut tidak diimbangi dengan tindakan dan kelakuan masyarakat Jakarta yang menurut gue masih sangat asal dan gak pedulian.

Gue pernah liat, keadaan Taman Ayodya (siangan dikit di hari Minggu, pas sudah sepian) kotor banget penuh sampah. Rupanya abis beraktifitas sambil jajan-jajan di sana… orang-orang pada nyampah seenaknya, seakan-akan gak peduli ama tempat tersebut. Mungkin mereka mikir… ahh PemProv DKI Jakarta punya Dinas Kebersihan ini. Bener sih, emang selalu ada yang bersihin semua sampah di sana, tapi kok bisa ya punya kelakuan kayak gitu? Gue yakin sudah disediain tempat sampah di sana.  Apa mereka gak mikir tempat itu akan mereka datengin lagi sama keluarga dan temen-temen mereka besoknya, minggu depannya, ato taun depannya. Apa mereka gak pengen taman itu bersih waktu anaknya lari-larian bertelanjang kaki di rumput? Apa mereka gak pengen, taman itu nyaman rumputnya untuk didudukin sambil pacaran?

Ayolah… Pemerintah sudah memberikan fasilitas umum yang cukup baik… gratis pula, gak ada salahnya kan peduli sedikit aja… toh yang menikmati fasilitas itu kita-kita juga. Buang dong bekas-bekas bungkus makanan dan botol minuman plastik itu di tempat sampah, buang dong koran bekas alas pacarannya di tempat sampah, gue yakin taman-taman itu akan lebih terawat dan lebih nyaman untuk kita semua.

Jangan bisanya cuma nuntut mulu, ngeluh mulu, protes mulu ama Pemerintah kalo kurang ini-itu… tapi dari masing-masing individu juga harus memberikan kontribusi kepada Jakarta. Kalo dari kedua pihak menjalankan kewajibannya masing-masing dan peduli satu sama lain, gue yakin Jakarta akan menjadi tempat yang gak kalah nyamannya dengan kota-kota lain.

Selamat ya buat Lily & Charon atas kelahiran bayinya, Specta..

Specta si Lumba-lumba

Specta si Lumba-lumba

Ternyata .. ucapan selamat itu!? bukan ditujukan buat pasangan manusia, melainkan buat pasangan Lumba-lumba, Lily & Charon, Lily yg baru melahirkan bayinya pd hari Kamis, tgl 12 Februari 2009, pk. 07.20 di Gelanggang Samudra Ancol, yang kemudian diberi nama Specta. Specta merupakan cucu pertama di Gelanggang Samudra, sang ibu… Lily juga lahir di Gelanggang Samudra.

Prosesi kelahiran bayi lumba-lumba dari Lily, sang induk jenis lumba-lumba hidung botol, sejak Rabu, 11 Februari 2009. Saat Rabu pagi, siang hingga malam. Lily, sang induk terlihat tidak nafsu makan, salah satu indikasi yang paling mudah diamati manusia menjelang kelahiran lumba-lumba. Esok paginya, pukul 06.00 wib diadakan kontrol dokter untuk membantu prosesi kelahiran, hingga akhirnya Lily, sang induk melahirkan dengan sempurna pada pukul 07.20 wib.

Sampai saat ini (16-02-09) Specta sang bayi lumba-lumba masih didampingi oleh ibunya Lily berenang ria di Fantasea Dolphin (akuarium khusus) agar mudah untuk di monitor perkembangannya.

Pengetahuan tentang biota laut ini juga dikembangkan menjadi materi konservasi bagi siswa-siswa yang tergabung dalam Teens Go Green (Remaja Pemerhati Lingkungan) yang terdiri dari anak-anak sekolah pada saat mereka camping di EduCamp, Gelanggang Samudra, pada hari Sabtu 15 Februari 2009. Tujuannya adalah untuk mendekatkan kembali generasi Indonesia yang cinta terhadap pengetahuan, yang akan dikembangkan oleh Ancol dengan konsep active learning.

Lengkaplah Ancol Taman Impian sekarang, selain sebagai tempat rekreasi, liburan, dan berolahraga, Ancol semakin memantapkan salah satu misinya sebagai tempat konservasi, khususnya di bidang kelautan.

Earth Hour Indonesia

Ayo dukung Earth Hour Indonesia!
Sabtu, 28 Maret 2009
Matikan lampu 1 jam saja: 20.30 – 21.30

Caranya?
1. Lihat film Earth Hour

2. Buka account facebook Anda, cari cause: dukung Earth Hour Indonesia
atau langsung klik
www.causes.com/earthhourindonesia dan join

3. Bikin sistem alarm pada tanggal 28 Maret 2009, jam 20.30 – 21.30 untuk
mengingatkan diri sendiri dan menjadi bagian dari kampanye global Earth Hour

4. Cari spot lampu-lampu yang strategis untuk dimatikan, baik di rumah, sekolah,
kampus, atau kantor, pada jam tersebut

5. Ajak rekan-rekan dalam jejaring Anda untuk partisipasi di kampanye ini. Jangan lupa tulis berapa orang yang berhasil Anda ajak

6. Kirim surat dukungan Anda kepada kami:
support-wwf@wwf.or.id
Kami mengajak sekolah, kampus, perkantoran, dan pemerintah untuk bergabung

7. Mohon sebarluaskan virus Earth Hour Indonesia melalui tulisan email ini

8. Foto kegiatan Anda dan jejaring Anda pada tanggal 28 Maret 2009 (sebelum dan sesudah mematikan lampu). Atau, baca no. 10

9. Tulis cerita menarik seputar Earth Hour Indonesia di blog dan kirimkan url-nya kepada kami

10. Datang dan ajak semua jejaring Anda di kegiatan WWF-Indonesia pada tanggal 28 Maret 2009. Tunggu kabar kami selanjutnya.

Kenapa?

  • Jakarta adalah kota di Indonesia yang paling boros listrik, sementara masih ada
  • 47% penduduk Indonesia yang belum mendapat akses listrik
  • Indonesia perlu membangun lebih banyak lagi sumber listrik bersih – ramah lingkungan yang menjangkau daerah-daerah terpencil
  • Mematikan lampu 1 jam (kurang lebih) di Jakarta = 300MW alias cukup untuk mengistirahatkan 1 pembangkit listrik
  • Anda adalah 1 dari 1 milyar orang yang mematikan lampu dalam kegiatan ini

Siapa bilang Anda tidak bisa mengubah Indonesia, bahkan dunia hanya dengan mematikan lampu?
1 orang, 1 lampu, 1 jam, 1 hari, 1 dunia

Info lebih lanjut, silakan klik www.wwf.or.id atau www.earthhour.org

Jakarta Sejuk?

Hari Kamis kmaren gue kedapetan tugas talkshow di Megaswara Cipanas. Bukan soal talkshownya yang pengen gue bahas di sini tapi udara di Cipanasnya… sejuk banget, ya iyalah… wong puncak gitu lho.

Baru turun dari mobil gue langsung bilang sama temen gue, loe hirup tuh udara sebanyak-banyaknya… di Jakarta gak akan nemuin udara sejuk dan fresh kayak gini… heehehe..

Mungkin kah Jakarta bisa sejuk? gak mungkin kali yak!

Tanam dan Pelihara Pohon

1 Desember lalu dicanangkan sebagai hari penghijauan terkait dengan isu global warming yang semakin heboh akhir-akhir ini. Gak tanggung-tanggung, yang mencanagkan Ibu Ani Yudhoyono sendiri. Beberapa lembaga berpartisipasi dengan mengadakan acara, mulai dari Perempuan Peduli Lingkungan (atau semacamnya), Hijau Jakartaku Biru Langitku, dll.

Gue sangat setuju dengan aksi ini, dah jarang yang mau mikirin lingkungan. Menanam jutaan pohon akan sangat membantu mengurangi dampak global warming dan memberikan ruang hijau di Jakarta yang semakin berkurang setiap tahunnya. Tapi yang paling penting sebenernya memeliharanya, bukan cuma menanam doang trus gak diurusin. Udah mahal-mahal beli jutaan pohon, tapi kalo dalam beberapa bulan dah mati kan gak ngaruh, mana yang ditanam juga pohon-pohon yang masih muda… blom rindang.

Intinya, pelihara deh tuh semua pohon, yang baru ditanam tanggal 1 Desember kmaren maupun pohon yang udah ada… jadikan Jakarta hijau kembali, lawan semua tindakan yang berdampak buruk bagi lingkungan. Dinas tata kota jangan tidur doang, sampe-sampe gak tau kalo daerah resapan di Jakarta dah jadi beton dan aspal semua.