Ada Apa di Jakarta?

Archive for Desember, 2010

Jakarta Online Photo Competition – Color of Jakarta

Color of Jakarta

Buat yang punya hobi fotografi, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bikin event Jakarta Online Photo Competition dengan tema Color of Jakarta. Event ini gak cuma buat fotografer profesional aja, yang amatir dan cuma sekedar hobi juga bisa ikutan… ini bisa diketahui dari peraturan/ persyaratan lomba yang memperbolehkan penggunaan kamera pocket Dan yang paling oke… lomba ini gak dipungut biaya pendaftaran.

Kategori lomba: Cityscape and night view, Humanisme, dan Wisata Jakarta. Batas waktu pengumpulan foto adalah 28 Februari 2011, pukul 23.59 WIB

Untuk keterangan lebih lanjut… http://www.jakarta.go.id/jakv1/foto/event

NatGeo-Megacities: Jakarta

Buat yang gak sempet nonton National Geographic-Megacities: Jakarta, bisa liat di youtube http://bit.ly/gFhrr9

Kayaknya semua masyarakat Jakarta perlu nonton ini. Selain nambah info tentang perkembangan kota, bisa tau juga apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah dan semua pihak yang terkait dalam memajukan dan mengatasi masalah di Jakarta.

Siap-siap Pertamax Gan

Pertamax! bentar lagi kata tsb gak cuma akan ngetop di kaskus, tapi juga di pom bensin… premium akan kalah ngetop dari pertamax.

Mobil pribadi yang lebih muda daripada tahun 2005 (tahun 2005 ke atas) akan diwajibkan mengkonsumsi bahan bakar pertamax. Itu kabar yang gue denger beberapa waktu yang lalu… sudah lumayan lama sih dengernya.

Nah… tadi pagi seperjalanan ke kantor denger radio akan ada kebijakan alternatif, yaitu yang wajib pake pertamax gak cuma mobil tahun 2005 ke atas melainkan semua mobil pribadi… HAH? SEMUA?? iyeee… semua gan. Jadi pemerintah sedang mengkaji 2 alternatif sebagai cara untuk mengurangi/ menghentikan subsidi BBM. Dan seperti biasa… sebagai kelinci percobaan adalah kota Jakarta dengan alasan infrastrukturnya sudah siap.

Alternatif 1: Mobil pribadi (plat Hitam) tahun 2005 ke atas wajib mengkonsumsi pertamax.
Alternatif 2: Semua mobil pribadi (plat hitam) tahun berapapun wajib mengkonsumsi pertamax.

ALternatif 2 muncul karena setelah pengkajian lebih lanjut, pemerintah merasa akan ada kesulitan dalam implementasinya. Kasarnya, kalo diimplementasikan mereka bingung ngawasinnya… fungsi kontrolnya susah banget… yang ada malah ada celah untuk penyalahgunaan wewenang. Gimana gak susah, masa setiap pom bensin harus diawasin minimal oleh 1 orang? kalo pom bensin yang besar dengan mesin yang banyak… kan gak cukup 1 orang… masa bisa 2 s/d 3 orang untuk ngawasin doang… gak efisien lah. Belom lagi harus nge-gaji tuh pengawas, yang ada hasil efisiensi subsidi BBM abis buat gaji pengawas… dudul.

Nah.. kalo alternatif 2 yang diimplementasikan gimana? Menurut gue gak akan berjalan sesuai tujuannya semula. Tujuan awalnya adalah mengurangi subsidi BBM (premium) yang mana saat ini juga banyak dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Padahal target pemberian subsidi adalah masyarakat kelas menengah ke bawah. Kalo semuanya diwajibkan pake pertamax, yang kelas menengah ke bawah gak dapet subsidi dong… jadinya pemerintah terkesan arogan dan tidak memperhatikan rakyat… serba salah kan?

Ada lagi nih… kalo wajib pake pertamax, gue yakin akan banyak yang lebih pilih pake shell/ petronas/ total. Nah.. pendapatan negara akan berkurang deh walaupun gak signifikan mengingat pom bensin selain pertamin tsb masih sangat sedikit.

Jadi sebelum dijalankan, sebaiknya pemerintah mengkaji lagi kebijakan tsb dan berkoordinasi dengan semua unsur dan lapisan masyarakat… biar gak blunder.

Tapi yang pasti kalo semua wajib pake pertamax… gue akan pake SHELL… mumpung di deket rumah ada… hehehe…

Warteg akan kena Pajak

Beberapa waktu denger kabar kalo warteg di Jakarta akan dikenakan pajak oleh Pemprov DKI Jakarta. Langsung aja di kepala gue terlintas… pasti akan banyak pro-kontra mengenai hal ini… banyakan kontra nya gue yakin… hehehe…

Gue sendiri sebagai orang awan yang gak terlalu ngerti ekonomi apalagi pajak-pajakan termasuk yang kontra akan usulan tsb. Kenapa gue gak setuju?

  1. Warteg biasanya dimiliki oleh masyarakat yang keadaan ekonominya kurang mampu atau kelas menengah ke bawah lah sebutannya. Nah bukankah masyarakat yang kurang mampu tsb wajar mendapatkan subsidi? atau dibalik… bukankah subsidi memang seharusnya ditujukan kepada masyarakat yang kurang mampu?
  2. Sekalipun usulan tsb tetap dijalankan, apakah pendapatan dari pajak tsb akan dirasakan (secara langsung) oleh para pemilik warteg? lha wong pendapatan dari pajak yang sekarang aja gak jelas kok… gak transparan.
  3. Konsumen dari warteg kebanyakan juga masyarakat kelas menengah ke bawah, seperti kuli bangunan, pedagang kaki lima, dll. Menurut gue nilai akumulasi pajak tsb cukup bernilai bagi mereka.
  4. Bukankah lebih baik kalo nilai dari akumulasi pajak tsb dibelanjakan kembali oleh pemilik warteg untuk belanja di hari berikutnya atau untuk belanja kebutuhan mereka sehari-hari? bukankah itu akan cukup membantu berputarnya roda perekonomian?

Itulah alasan-alasan kenapa gue gak setuju atas usulan pengenaan pajak bagi warteg di DKI Jakarta;)